Just Take What You Need, For Free...

Sejarah Handphone(ku)


"Kalo HP yang dulu ga rusak, pasti ga beli lagi.", ibuku saja sampai melontarkan pendapat seperti itu. Yah, memang sih, aku tidak terlalu bisa menyisihkan uang untuk membeli sesuatu yang aku inginkan. Apalagi kalau bukan masalah finansial. HP pertamaku adalah HP yang tidak terkenal di kalangan teman2ku. Motorola E360. Aku mendapatkannya sewaktu masih semester 2 dari temanku yang dulu masih belum bisa berbahasa jawa dengan baik dan tidak bisa makan rambutan tanpa melukai bijinya (teman yang aneh) dengan harga Rp.610rb. Dengan kebaikannya juga aku boleh membayarnya Rp.560rb dulu dengan alasan untuk membeli kartu perdana dulu.



Aku juga menggunakan IM3 yang ketika itu casing perdananya masih kotak plastik yang setebal 1Cm, buku manual tebal, harga yang tertera adalah "Rp.50.000, bonus pulsa Rp.15.000", yang berarti fisik kartu masih berharga Rp.35.000. IM3 juga masih suka pindah-pindah jaringan dengan sendirinya dari "IM3" yang sinyalnya satu sampai dua bar ke jaringan "sat-c" yang selalu sinyal penuh.

Kata teman-teman kampus, HP-ku adalah pasangan yang betul-betul buruk. Ya, buruk, kombinasi motorola dengan kartu IM3. Dari sekitar 70 orang mahasiswa teknik elektro seangkatanku yang menggunakan kartu IM3 hanya ada dua orang. Temanku yang menggunakan IM3 itu masih untuk tidak dicela seperti aku karena memakai Nokia 3530 yang notabene merupakan HP Nokia layar warna pertama yang beredar di Indonesia.
Hampir semua temanku menggunakan Telkomsel yang masih menggunakan digit awal 21.
Aku menggunakan IM3 atas rekomendasi temen kos yang kebetulan mengerti TI, maklum, dia admin jaringan di KPP Gubeng, Surabaya. Katanya IM3 anak muda banget dan suatu saat pasti berkembang pesat.

Ah, tapi sayang sekali, dengan model charger yang tidak umum, aku susah untuk mencari charger pengganti yang rusak. Akhirnya diakalin pake charger kodok. Ini juga tidak terlalu menggemberikan. Usaha terakhirku adalah memberikan kabel ekstensi pada kutub-kutub charger sebelah dalam. Keputusan buruk tenyata. Tidak ada keputusan yang lebih bijak daripada membeli HP lagi.

HP-ku setelah itu adalah Nokia 3200


Dengan taruhan uang buat Tugas Akhir aku nekad membeli bekas yang masih ada garansi beberapa bulan dengan harga Rp.875rb dan untungnya aku tidak salah pilih. HP itu bertahan sampai sekarang. Dengan usia hampir 4 tahun, 3200 masih dalam kondisi prima, dan satu lagi, aku berharap SE K750 lah yang akan jadi penggantinya. Tentu saja ada alasan khusus mengapa aku menominasikan SE K750 yang mungkin tidak lagi dijual dalam kondisi baru.

3200-ku adalah HP murah dengan fitur yang luar biasa. Triband GSM, downloadable ringtone, wallpaper dan game maupun aplikasi java versi 2.0 walaupun dibatasi maksimal berukuran 64K (S40v1), poliponik, speakerphone, infrared, kamera "mata ikan" yang konyol, radio FM, GPRS kelas 10 dan yang penting, sentolop eh, senter. Jadi, HP-ku selanjutnya juga harus memiliki semua yang ada di 3200 plus kemampuan lain. Sejauh ini, baru SE K750 yang mengakomodasi semua yang ada di 3200, plus kamera resolusi tinggi, java yang lebih mumpuni, MP3 player, video recorder, lampu flash yang bisa digunakan sebagai senter dll. Sementara ini aku belum memerlukan fitur 3G dan TV.

Tapi entah kapan aku bisa memilikinya, niat untuk memiliki HP lagi tidak seperti dulu lagi. Aku cukup puas dengan 3200 yang sudah mampu untuk cek email yahoo, ber-ym ria, mig33 dan sederet aplikasi yang akupun geleng-geleng kepala menyadari kemampuan 3200 ini. Apa aku menunggu rusaknya 3200 seperti kata ibu? atau menunggu K750 seharga Rp.300rb?

Coba liat harga-harga HP saat aku baru masuk kuliah di sini

Read More......

Baba Rafi


Awal tahun 2008 yang lalu saya mengikuti seminar kewirausahaan di Balai Pemuda Surabaya yang salah satu nara sumbernya adalah mas Hendy Setiono sang pemilik Franchise Kebab Turki Baba Rafi (KTBR). Kesan pertama sampai akhir, saya sangat terkesan dengan uraian tentang usahanya.

Di usia yang relatif muda (sangat muda malah, kelahiran 30 maret 1983), dia sudah memliliki lebih dari 200 outlet KTBR, ck ck ck. Terlebih lagi, usaha ini tidak dia peroleh dari warisan oang tua tapi murni dia mulai dari keinginan pribadinya. Memang sih, awalnya dia mengenal kebab dari kunjungannya ke Qatar untuk menjenguk orang tuanya yang sedang bekerja di sana. Lebih lanjut akunya, memang mas Hendy hobi makan.

Dari dua paragraf di atas saja saya merasa cukup malu untuk mengakui bahwa saya telah "cukup" atau paling tidak sudah "agak" terlambat kalau tidak dibilang menyia-nyiakan kesempatan yang saya miliki. Beberapa yang skeptis mungkin berujar, "lha emang pernah dari sono (Qatar) sih". Mas Hendy mungkin beruntung mendapatkan inspirasi dari sana. Namun apakah inspirasi itu hanya bisa diperoleh dari luar negeri saja? Berapa juta orang yang telah bepergian jauh tanpa memperoleh inspirasi?
Kita semua telah diberi kesempatan untuk mencoba sesuatu yang bermanfaat, tinggal kita telah mengambil kesempatan itu atau malah tidak tahu kalau kesempatan itu telah lewat.

"Dia kan hobi makan". Lha kamu punya hobi apa loh? Banyak pula orang yang tidak menyadari kalau hobi bisa menjadi investasi. Hobi mengarangkah? Hobi merangkai bungakah? Meremehkan hal tersebut sama juga dengan meremehkan kesempatan yang diberikan Tuhan.

Untung saja, walau dengan sedikit keterlambatan dan kenekadan penuh, saya sendiri telah merintis usaha yang notabene bukan warisan dan berbasis hobi. Istilah bukan warisan ini sedikit banyak akan menyebabkan kondisi semangat yang berbeda pada usaha yang kita jalani. Semangat untuk memulai sesuatu yang baru tentu lebih menggebu dari pada meneruskan yang telah ada. Selain itu juga usaha nonwarisan kan menggunakan modal yang lebih besar, ya akhirnya rasa takut kehilangan juga semakin besar.

Hobi makan ya jualan makanan. Sebenarnya tidak harus demikian. Banyak peluang walaupun kita "hanya" hobi makan. Hobi akan membuat kita konsisten dan selalu fully charged dalam menjalankan usaha kita itu.

Nah, kapan kita mulai usaha kita?

Read More......

Razia Warnet

Pagi ini aku pulang dari piket di kantor, ayah buru-buru bilang supaya aku blok situs-situs porno di warnetku karena beliau dengar berita Jatim pagi ini tentang razia warnet yang bukan hanya merazia pemakaian software bajakan, tapi juga dengan alasan penyebaran pornografi dan bahkan terorisme. Selama ini sih aku udah blok pake OpenDNS yang cukup manjur untuk mengeblok situs porno internasional, walaupun kadang ada melesetnya.

Dalam suatu razia, biasanya polisi kalau menemukan pelanggaran apapun langsung main angkut komputer. Rata-rata pengusaha warnet bermodal kecil (Kurang dari Rp.50 Juta) bahkan modal utang juga. Mereka langsung saja ketakutan mendengar ancaman pidana kurungan atau denda puluhan juta rupiah, sehingga menurut saja ketika diminta uang damai yang berkisar antara Rp.15-50 juta (sumber Tempointeraktif)

Menilik alasan polisi menggunakan dalih pemberantasan pornografi, sebenarnya alasan ini sama saja mengatakan bahwa negara tidak mampu membendung situs-situs pornografi dari internet. Bayangkan saja, jika menutup situs porno adalah semudah menggunakan OpenDNS atau menggunakan software yang telah disediakan Depkominfo untuk di-download, mengapa negara menyerahkan tugas ini kepada warnet yang terhitung merupakan pengusaha kecil. Okelah, mungkin ini tanggung jawab warnet, terus apa reward-nya jika warnet ketahuan di dalamnya ada pelanggan yang mengakses situs porno, warnet tersebut mendapat punishment?.

Kita masih ingat bukan ketika youtube tidak dapat diakses karena kasus film fitna. Nah, ternyata bisa kan negara kita mengeblok situs tertentu. Kalau memang sudah disepakati kalau pornografi itu dilarang, pornografi itu melanggar hukum, pornografi itu haram, pornografi itu merusak, mengapa tidak di blok secara terpusat saja? Analisis awam saya adalah dalam hal-hal tertentu, pornografi dianalogikan dengan rokok. Rokok merusak, rokok merugikan, rokok ini itu, tapi tetap saja beredar karena negara mempunyai kepentingan dalam keberadaan rokok. Apakah senada dengan pornografi? Apakah negara mempunyai kepentingan sehingga memutuskan agar warnet kecil-kecil ini saja yang bertugas untuk menyaringnya?

Astaga, moga-moga bukan seperti itu kenyataannya. Mungkin kita tidak melihat alasan yang sebenarnya ada sehingga negara memutuskan untuk itu.

Asumsi penegak hukum adalah semua orang tahu hukum. Istilah ini lebih sering digunakan dari pada asas praduga tak bersalah. Kita yang salah karena tidak belajar yang mendalam mengenai hukum. Sebagian besar pengusaha warnet hanya mendalami ilmu teknik komputer, jaringan, listrik dan perangkat penyerta lainnya.

Memang solusi yang paling praktis dalam kasus ini adalah beralih menggunakan software bebas lisensi, entah itu opensource, freeware, GPL atau yang lain karena kita tidak bisa menggantungkan bisnis kita pada software legal. Software legal akan memaksa kita mengucurkan modal yang cukup besar dengan penghasilan yang tidak sebanding dengan pendapatan warnet. Sudah cukup banyak bukan keluhan tentang susahnya peserta MSRA Windows? dan juga tidak lupa untuk menggunakan teknik pengeblokan situs porno yang hebat karena negara telah menyerahkan urusan itu kepada kita walaupun disertai punishment tanpa reward.

Jangan mengeluh tentang rendahnya harga sewa perjam warnet dengan pembiayaan seperti itu. Mungkin dari awal seior kita menggunakan software ilegal sehingga mampu meraup untung besar dengan pendapatan kecil. Coba kalau dari awal sejarah kita menggunakan software legal, pasti mahal sekali tarif warnet hingga kini. Juga sebagai seruan kepada para pengusaha warnet yang dengan entengnya menarif dibawah Rp.3000/jam. Pengusaha itu sukses dengan bekerja sama, bukan dengan saling menjegal.

Yah, setelah berusaha keras, kita sekarang hanya bisa berbangga hati, menepuk dada seraya berkata (dlam hati), "kami, para pengusaha bidang internet, telah memikul tugas yang mulia, menyebarkan ilmu pengetahuan, turut mencerdaskan kehidupan bangsa, turut memerangi pengaruh buruk seperti halnya pornografi di negeri kami, walaupun kadang tak didukung oleh penegak hukum di negeri kami sendiri. Namun kami tetap tegar mengemban amanah ini demi tercapainya segala kebaikan keluarga dan negeri kami."

Read More......

Playboy Printer


Hehehe, bukan Playboy Kabel loh. Ini cerita tentang pengalamanku gonta-ganti printer baik untuk pibadi maupun golongan, eh, untuk warnet. Aku udah coba beberapa merek dari HP3535, hp3744, epson C90, sekarang canon IP1880.
Sekarang ulasannya, HP3535 & HP3744 sebenarnya bagus, irit, ketahanan fisik luar biasa, catridge kuat diisi ulang berkali2, aku bahkan punya mesinnya sampai tiga buah, yang satu dibeli Omku. Tapi sayang urusan sama kualitas cetak agak kurang kontinyu, maksudnya kadang bagus kadang jelek. karena tidak ada pompa penyedot tinta mungkin ya.. Trus karena ambil kertas dari bawah, kadang hasil print juga ga lurus. Apalagi kalau musim kemarau, roller penarik kertas kan kering, jadi susah sekali menarik kertas dengan lurus. Tapi di ruang2 penyidik di TV kulihat banyak yang memakai printer HP, biar sering2 turun anggaran beli lagi mungkin (maaf, maaf)



Epson C90 mutu bagus. fisik lemah. milikku yang rusak roda2 giginya. gampang aus dan akhirnya ga mau jalan. masalah utamaku ada pada monitoring tinta. ketika tinta dianggap habis oleh software epson, proses mencetak berhenti seketika, tidak ada toleransi. aku ya rugi besar waktu cetak foto full A4 tinggal sedikit tapi ga selesai. tidak direkomendasikan.

sekarang aku memakai canon IP1880. sejauh ini baik2 saja karena sekalian diinfus. keuntungannya dibanding epson adalah dia tidak mempermasalahkan monitoring tinta, jadi habis ga habis dia jalan terus. kerugiannya IP1880 adalah konsumsi tinta yang cukup boros, bukan pada waktu cleaning seperti pada epson, tapi waktu mencetak. hasil emang bagus dan pekat. kalau pengalaman Anda IP1700 waktu ngeprint narik kertas kencang2, sebenarnya bisa disetel silent mode (kayak HP aja) jadi dia sedikit mengurangi kecepatan cetak demi terciptanya lingkungan yang kondusif (duh)

nah, silakan pilih aja. aku ga rekomendasi merek apa itu yang printernya putih2, or di luar merek2 terkenal ini.

Read More......

640K = enough

Membaca judul di atas mungkin Anda sudah menebak apa isi artikel kita kali ini. Legenda 640K adalah legenda tentang besaran memori yang dinilai cukup (waktu itu) oleh Bill Gates. selanjutnya Anda akan dibawa bernostalgia di mana beberapa pendapat masa lalu cukup terdengar lucu untuk telinga orang masa kini.

"Computers in the future may weight no more than 1.5 tons." (Komputer di masa depan mungkin bisa berbobot kurang dari 1,5 ton)
-- Popular Mechanics, meramalkan rentetan sains yang menyedihkan, 1949

"I think there is a world market for maybe five computers." (Saya pikir ada pasar di dunia untuk yah, kira2 lima buah komputer.)
--Thomas Watson, chairman of IBM, 1943

"I have traveled the length and breadth of this country and talked with the best people, and I can assure you that data processing is a fad that won't last out the year." (Saya telah bepergian sepanjang dan selebar negeri ini dan berbicara dengan orang-orang yang terbaik, dan saya dapat meyakinkan Anda bahwa pengolahan data adalah demam yang tidak akan bertahan sampai tahun ini)
--Editor yang berwenang pada buku-buku bisnis untuk Prentice Hall, 1957

"But what ... is it good for?" (Tapi...bagusnya untuk apa sih?)
--Insinyur pada Divisi Advanced Computing Systems IBM, 1968, mengomentari microchip.

"There is no reason anyone would want a computer in their home." (Tidak ada alasan bagi setiap orang untuk memiliki komputer di rumah mereka)
--Ken Olson, presiden, chairman dan Pendiri Digital Equipment Corp., 1977

"This 'telephone' has too many shortcomings to be seriously considered as a means of communication. The device is inherently of no value to us." (Telepon ini memiliki terlalu banyak kekurangan yang harus serius dipertimbangkan sebagai alat komunikasi. Perangkat ini belum ada nilai yang melekat untuk kami)
--internal memo Western Union, 1876.

"The wireless music box has no imaginable commercial value. Who would pay for a message sent to nobody in particular?" (Kotak musik nirkabel (radio) tidak bisa dibayangkan bernilai komersil. Siapa yang mau membayar untuk pesan yang dikirimkan kepada "bukan orang tertentu?")
--David Sarnoff's associates dalam responnya mengenai investasi untuk radio, 1920-an.

"The concept is interesting and well-formed, but in order to earn better than a 'C,' the idea must be feasible." (Konsepnya menarik dan telah terbentuk dengan baik, tapi agar mendapatkan nilai yang lebih baik dari pada nilai C, idenya harus masuk akal)
--Profesor bidang manajemen Yale University dalam tanggapannya pada proposal Fred Smith tentang layanan pengiriman lepas malam yang handal). (Kemudian Smith mendirikan Federal Express Corp.)

"Who the hell wants to hear actors talk?" (Siapa sih yang ingin mendengar aktor berbicara?)
--H.M. Warner, Warner Brothers, 1927.

"I'm just glad it'll be Clark Gable who's falling on his face and not Gary Cooper." (Aku senang bahwa yang akan jatuh di atas mukanya adalah Clark Gable, bukan Gary Cooper)
--Gary Cooper dalam keputusannya untuk tidak mengambil peran utama di "Gone With The Wind."

"We don't like their sound, and guitar music is on the way out." (kami tidak sukan suara mereka, dan musik gitar sudah hampir mati)
--Decca Recording Co. menolak the Beatles, 1962.

"Heavier-than-air flying machines are impossible." (Mesin terbang yang lebih berat dari udara adalah mustahil)
--Lord Kelvin, president, Royal Society, 1895.

"So we went to Atari and said, 'Hey, we've got this amazing thing, even built with some of your parts, and what do you think about funding us? Or we'll give it to you. We just want to do it. Pay our salary, we'll come work for you.' And they said, 'No.' So then we went to Hewlett-Packard, and they said, 'Hey, we don't need you. You haven't got through college yet.'"
(Kami pergi ke Atari dan berkata 'Hey, kati menemukan barang menakjubkan ini, walaupun dirakit dengan beberapa suku cadangmu, dan bagaimana menurutmu untuk mendanai kami? atau kami akan memberikannya kepadamu. Kami hanya ingin mengerjakannya. Bayarlah gaji kami dan kami akan bekerja untukmu.' dan mereka berkata 'tidak'. Terus kami pergi ke Hewlett-Packard, dan mereka berkata, 'hey, kami tidak memerlukanmu. Kamu bahkan belum pernah kuliah')
--Pendiri Apple Computer Inc., Steve Jobs dalam perjuangannya merayu Atari and H-P agar tertarik dengan Komputer personal karyanya bersama Steve Wozniak.

"Professor Goddard does not know the relation between action and reaction and the need to have something better than a vacuum against which to react. He seems to lack the basic knowledge ladled out daily in high schools." --1921 New York Times editorial about Robert Goddard's revolutionary rocket work.

"You want to have consistent and uniform muscle development across all of your muscles? It can't be done. It's just a fact of life. You just have to accept inconsistent muscle development as an unalterable condition of weight training." --Response to Arthur Jones, who solved the "unsolvable" problem by inventing Nautilus.

"Drill for oil? You mean drill into the ground to try and find oil? You're crazy." --Drillers who Edwin L. Drake tried to enlist to his project to drill for oil in 1859.

"Stocks have reached what looks like a permanently high plateau." --Irving Fisher, Professor of Economics, Yale University, 1929.

"Airplanes are interesting toys but of no military value." --Marechal Ferdinand Foch, Professor of Strategy, Ecole Superieure de Guerre.

"If you need more than 15 or 20 meg of storage on a hard drive, you should do it on the City's main frame." --1986 the head of the City of Dallas Information Services Department

"Everything that can be invented has been invented." --Charles H. Duel

"Louis Pasteur's theory of germs is ridiculous fiction." --Pierre Pachet, Professor of Physiology at Toulouse, 1872

"The abdomen, the chest, and the brain will forever be shut from the intrusion of the wise and humane surgeon." --Sir John Eric Ericksen, British surgeon, appointed Surgeon-Extraordinary to Queen Victoria 1873.

(And of course, the most famous one...)

"640K ought to be enough for anybody." --Bill Gates, 1981

Read More......

Roti Seharga 3 Triliun


Wow, inikah roti termahal di dunia? Jangan keburu menarik kesimpulan. Lain ceritanya jika roti ini Anda beli di Zimbabwe. Ya, Zimbabwe memang tengah mengalami krisis finansial gila-gilaan. Akhir tahun kemarin setelah Bank Sentral Zimbabwe meluncurkan mata uang dengan pecahan ZWD 200 juta dan ZWD 500 juta, kini negeri miskin di Benua Hitam itu kembali melempar pecahan uang kertas baru. Nilainya ZWD 100 triliun yang setara dengan USD 33 (sekitar Rp 363 ribu) di pasar gelap. Parahnya, nilai mata uang baru itu hanya cukup untuk membeli 33 potong roti.

"Demi meyakinkan publik bahwa mereka masih tetap bisa mengakses uang dari bank, maka Bank Sentral Zimbabwe akan meluncurkan pecahan-pecahan mata uang kertas baru secara bertahap. Kali ini, sirkulasinya dimulai dengan pecahan ZWD 10 triliun (sekitar Rp 36 ribu)," tulis Bank Sentral Zimbabwe seperti dikutip koran Herald. Hiperinflasi yang mencengkeram negeri Robert Mugabe itu memaksa bank lebih "rajin" merilis nilai baru mata uang.

Selanjutnya, bank yang menjadi pusat sirkulasi uang di negeri yang terkoyak konflik politik itu akan melemparkan pecahan ZWD 20 triliun (sekitar Rp 72 ribu). Pecahan ZWD 50 triliun (sekitar Rp 182 ribu) menyusul di tahap berikutnya. "Pada tahap akhir, Bank Sentral Zimbabwe baru akan merilis pecahan ZWD 100 triliun tersebut," lapor Herald.

Sumber: Jawapos 18 Januari 2009

Read More......

Santai di toilet



Bagi yang suka "bersantai" di toilet alias berlama-lama di toilet, daripada membaca koran yang berukuran lebar atau malah majalah play**y, mending kamu asah otak dengan mengisi game sudoku yang ada di tisu toilet ini.

sumber : adminpick

Read More......

Remote "Hidup"


Ya, Panasonic menawarkan remote lentur dari gel yang kalau dipegang terasa sangat lunak. Dengan konsep tersebut, tentu saja remote gel itu tahan banting karena tak bisa pecah. Yang seru, menurut raksasa produsen Panasonic, remote itu bisa menimbulkan hasrat untuk terus memegangnya.

Kenapa? Sebab, pegangan lunaknya terasa empuk dan geli di tangan. Dengan begitu, siapa saja tak tahan untuk tidak meremasnya gemas. Uniknya lagi, remote itu didesain menyerupai benda hidup.

Dalam keadaan mati, remote tersebut sengat lembek. Dia mengikuti permukaan tempatnya diletakkan. Dia bagai remote biasanya yang bentuknya lentur. Berbeda dengan saat diletakkan dalam kondisi menyala.

Remote tersebut lembek di tempatnya, bernapas dengan getaran-getaran kecil persis seperti kita bernapas. Lampu yang ada di dalamnya menyala redup. Namun, ketika ada tangan seseorang yang mau mengambil, dia bereaksi.

Seketika lampunya menyala. Badannya juga menjadi hangat dan menegang. Alat itu dilengkapi sensor untuk peka terhadap sentuhan. Remote tersebut jadi terbujur kaku dan enak untuk dipencet seperti remote biasa yang nyaman di tangan. Namun, getar napasnya tak pernah hilang menimbulkan sensasi geli terus. Saat diletakkan, ia berangsur lemas dan melentur lagi.

Tapi jangan berpikir jorok dulu, remote ini lebih mirip hewan yang lucu daripada p**** kok

sumber: jawapos

Read More......

Kingsoft Office VS MS. Office



Aku sedikit pusing ketika ternyata belum ada Aplikasi perkantoran yang sebagus ms.office. Warnetku menggunakan Kingsoft Office yang notabene trial. Aku menggunakannya dengan pertimbangan:

1. Kingsoft Office tampilannya sangat mirip dengan MS.Office 2003, sehingga pelanggan tidak terlalu melihat perbedaan antara keduanya
2. Jauh lebih ringan baik ketika instalasi maupun waktu digunakan, mengingat PC Klien hanya bertenaga P3-800

Aku sudah menggunakan dua versi dari Kingsoft Office, yang 2007 dan 2009. Masih banyak fitur yang belum sempurna. Fitur numbering pada versi 2007 yang trial 30 hari ini, pengaturan first indent dan hanging indent susah bukan main, karena dia tidak mau diatur secara manual. Ketiadaan Equation Editor kukira masih bisa ditoleransi karena tidak semua orang memerlukannya.

pada Kingsoft 2009 kedua fitur tersebut sudah diperbaiki, masa trialnya pun diperpanjang menjadi 100 hari. Tapi sayangnya, aku masih menemukan kekurangan yang cukup mencolok di Kingsoft Spreadsheets-nya. ketika aku mencetak form dengan layout landscape, hasil cetak masih berupa layout portrait. Duh, sampai pusing kuutak-utik masih belum bisa juga. Terpaksa pake you-know-what deh.

Read More......

Ada apa dengan Mas Ebta?



baru saja aku bangun dari ketiduran siang ini. coba buka situsnya mas ebta kok suspended yah? Padahal situsnya kukira cukup mapan loh. Isinya juga bagus-bagus. Ayo mas ebta, bangun-bangun, diperpanjang dong sewa domainnya.

Read More......

File Server Jalan jalan


Description
You can use HFS (HTTP File Server) to send and receive files.

It's different from classic file sharing because it uses web technology to be more compatible with today's Internet.

It also differs from classic web servers because
it's very easy to use and runs "right out-of-the box".

Access your remote files, over the network.

It has been successfully tested with Wine under Linux.


Kenapa judulnya File Server Jalan-Jalan, karena aplikasinya portabel, jadi kalo mau bawa file yang mau di-sharing dari rumah ke kantor, malas menyalin dari flasdisk, apalagi kalo dilarang sharing, seting sharing-nya di-disable, HFS adalah salah satu solusi bagi Kamu.

Aplikasinya bisa diunduh di sini

Kalau aku kugunakan ketika sharing di warnetku sedang penuh-penuhnya. Aku kurang tahu sebenarya berapa default maksimum koneksi yang diperbolehkan untuk win XP. Or sebenarnya ada setingnya, tapi aku terlalu malas untuk mencari.



Cukup menjengkelkan kalau tiba-tiba muncul peringatan seperti itu kan?

Read More......