Mohon Maaf kalo posting kali ini salin-tempel:-), soalnya saya betul2 tertarik dengan konsep apapun yang berkaitan dengan kewirausahaan.
[ Minggu, 01 Maret 2009 ]
Gaya Ir Ciputra Menularkan Spirit Entrepreneurship (1)
Kejar Singapura, Kirim Dosen ke Kansas City
Ada yang melihat namun tidak berpikir. Ada yang berpikir namun tidak mengerti. Ada yang mengerti namun tidak berkesan. Ada yang berkesan namun tidak beraksi. Ada yang beraksi namun tidak berentrepreneur. Ada yang berentrepreneur namun tidak berhasil. Entrepreneur sejati gagal 10 kali namun bangkit 11 kali.
DON KARDONO, Jakarta
Itulah mutiara kata dari Ir Ciputra. Legenda properti Indonesia yang 24 Agustus 2009 nanti genap berusia 78 tahun. Opung sembilan cucu dari empat anaknya itu sedang getol berkampanye. Bukan untuk mengejar jabatan RI 1 tentu. Bukan pula untuk mengincar kursi gubernur DKI di pilgub mendatang. Tetapi, untuk menyebarkan virus bernama kewirausahaan, yang acap diistilahkan dengan jiwa entrepreneurship.
Spirit yang tidak bisa diajarkan hanya melalui mata kuliah. Juga tidak bisa dipelajari dari buku-buku kisah sukses berikut kiat-kiatnya. Ilmu ini sama dengan jurnalistik, hanya bisa ditularkan. Itu pun, tidak semua orang bisa menerimanya dengan maksimal, jika tidak menjiwai secara penuh.
Sudah lama Pak Ci -begitu sapaan akrabnya- gelisah dengan situasi sosial bangsa ini. Ada lingkaran setan: pengangguran-kemiskinan-bencana. Berawal dari pengangguran, yang akan bermuara ke kemiskinan, dan itu akan melahirkan begitu banyak bencana nasional. Bukan hal sulit untuk menemukan relasi antara kemiskinan dan terorisme, women trafficking, banjir, global warming, kriminalitas, dan hukum.
Setiap tahun perguruan tinggi menghasilkan 300.000 lebih sarjana. Namun, itu hanya menambah stres pemerintah, orang tua, dan sang sarjana itu sendiri. Daya serap lapangan kerja jauh di bawah supply dari mesin produksi perguruan tinggi. Seperti 2007, oversupply itu mencapai 740.000 lulusan, yang otomatis menjadi penganggur baru. Angka itu cenderung naik pesat dari waktu ke waktu. Dalam kurun enam bulan, dari Agustus 2006-Februari 2007 saja, penganggur strata satu naik 66.578 orang, atau 9,8 persen. Dalam setahun, bisa jadi 20 persen.
Pak Ci mengungkapkan kegalauan itu kepada INDOPOS (Jawa Pos Group) di kediamannya di Bukit Golf Utama Kav III PA, Pondok Indah, Jakarta. Saat itu, juga ada lima dosen Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) yang akan dikirim ke Kansas City Amerika Serikat.
Rintisan Ciputra itu tumbuh menjadi perusahaan properti swasta terbesar di Indonesia. Melalui bendera Jaya Group, Metropolitan Group, Ciputra Group membuktikan diri sebagai perusahaan raksasa yang paling eksis, dengan 14.000 karyawan lebih. Saat inilah dia merasa perlu membagi ilmu, untuk berlari bersama, mengejar ketertinggalan dengan negara lain. "Saya sudah 77 tahun. Mungkin Tuhan kirim saya untuk membangun dunia pendidikan dan diisi mental entrepreneur di negeri ini. Karena itu, saya ingin menjadi Yusuf, melalui CSR (corporate social responsibility)," akunya.
Pak Ci tidak sedang pameran. Apalagi, memamerkan kesuksesannya untuk sekadar cerita. Pria berkacamata yang sangat santun ini ingin mengawali cerita kewirausahaan hingga sukses menjadi salah satu konglomerat ternama saat ini. Itu semua tidak datang secara tiba-tiba. Tidak seperti mendapat durian runtuh, tetapi melalui jalan panjang, berliku, penuh onak dan duri. Banyak tantangan, problematika, sejarah pahit, dan kisah-kisah heroik yang dipaparkan di hadapan calon-calon guru wirausaha itu. "Semua itu jawabannya adalah spirit entrepreneurship! Dengan wirausaha, Anda dapat mengubah masa depan Anda dan bangsa Anda!" tuturnya.
Dia merasa iri dengan Singapura. Negeri kecil itu sejak 50 tahun lalu, luas wilayahnya sama dengan sekarang ini. Tetapi, income per kapita, kualitas hidup warga, dan pengaruhnya di dunia perdagangan dunia jauh lebih besar daripada Indonesia. Dulu, mengawalinya, jika dipotret, sama dengan Jakarta. Punya problem transportasi, problem sekolah, dll. "Tetapi, dengan entrepreneurship, mereka bisa jauh lebih maju dari kita? Padahal, sumber daya alam kita luar biasa. Kita punya segalanya. Singapura nggak ada apa-apanya." ujarnya
Lima dosen muda yang akan disekolahkan ke AS itu adalah Trianggoro Wiradinata ST MEngSc, Astrid Kusumowidagdo ST, MM, Johan Hasan Skom, MFils, dan Lenny Gunawan MBus (acc). Mereka dari Universitas Ciputra. Mereka berasal dari Departemen Informasi & Teknologi, Desain Interior, Bisnis dan Entrepreneurship & Etika. Satu lagi dari Universitas Tarumanagara Jakarta, Dr Chairy, dari Departemen Pengembangan Entrepreneurship.(bersambung)
0 comments:
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar. request juga boleh kok, ntar ku usahakan deh..