Just Take What You Need, For Free...

Playboy Printer (2)

Tanggapan dari komentar posting playboy printer

knlin w ridho w mw nanya nich!
w pnya epson c90..
trus print w tu gx kebaca tinta nya?
trus kt orang yang jual nya ntu chip ny yg rusak.
trus kt orang itu print nya pas dites pake infus bs..
karena w lum ada duit jadi w lum bs infus..

setelah 2 bulan tu print w infus ditempat w beli..

tp setelah di infus ternyata gax bisa ngeprint ...
alsananya kena headnya...

dan setelah tu orang gx bs ngebenerin n w bw ktmpt knlanan w yang bisa benrin print..
ktnya infusan nya gx benar cz gx ada tempat pembuangan..
trus kena mainboard ny..
mainboardnya 150 rb hrganya..
tp di daerah w di lampung lg abis stoknya...
jd tu print diblikin lg...

karena w msh gx percaya cz 1 ngomong head yang 1 ini mainboard nya jd w bw lagi ketmpat servis knlan tmn w..
tw gx tukang servis tu bilang chip nya angus..
n dia blang kgk ada jualan nya n jadi bangkai...

jadi yang mn benar dari ketiga itu?
mainboard,head atau chipnya yg rusak atau penyebab lain??
n print w tu bs dibenerin kgk...

sorry seblumnya ud nulis sebnayak gni..bz w pusing gr2 tu print..
???
Pertama, i'm sorry to hear that. Tapi aku juga pernah membuang printer jenis itu hehhehe...

Chip pada Cartridge non-original

Kedua, tanggapan orang pertama ada benarnya walaupun dia memberikan solusi yang menguntungkan dirinya (nah). Chip pada cartridge tinta (dalam hal ini Epson) memang didesain untuk menghitung pemakaian tinta atau lebih tepatnya lifecycle cartridge. Dia akan mogok kerja dan unjuk rasa dengan menyalakan lampu kuning kedip2 jika lifecycle-nya tercapai. Jadi, kalau teknisi pertama memberikan solusi untuk menggantinya dengan cartridge yang sepaket dengan infus, hal itu memang bisa membuat printer bekerja kembali karena menggunakan chip baru.
Resetter Chip Epson

Kalau fisik chip masih bagus, bisa diusahakan untuk menggunakan resetter fisik khusus untuk epson. Biasanya manjur. Terakhir beli masih Rp.20rb, ntah sekarang. Nah, kalau pakai infus, ada yang pake chip autoreset, ada yang manual reset (istilahnya combo chip) ada yang autoreset abal2. Kebetulan aku dulu pake yang abal2 (ga tahu, dapetnya gitu).
Maksudnya gini, kalo autoreset, chip itu akan senantiasa memberitahukan pada printer kalau statusnya selalu available (tinta masih cukup)

Chip Combo (ada push button di ujung chip)

Kalau yang manual reset tuh ada tombol untuk diskonek sementara chip, teknisnya sih biar printer seakan2 dikasih chip baru padahal cuma diskonek sementara.
Kalau yang abal2 tuh tetep bisa naik lagi indikator tintanya tapi pas tengah2 cetak tinta habis, printer tetap aja mandeg, hasil cetak yang udah separuh jalan atau bahkan 90% jalan ya terpaksa dibuang...

Ketiga, setelah diinfus malah ga bisa print, katanya kena headnya. Tergantung!, pagi hari sebelum dibawa ke tukang infus tu masih bisa ga? kalo masih bisa, tapi kata tukan infusnya mendadak headnya yang kena, berarti salah teknisinya kan? Lagian kan tidak semudah itu head jadi rusak.

Keempat, teknisi kenalan mas Ridho ini bilang bukan headnya yang mati, boardnya. Kesimpulan itu didasarkan pada keyataan bahwa printer C90 itu diinfus tanpa fasilitas tabung pembuangan tinta. Analisa saya : Sudah menjadi pengtahuan umum bahwa printer epson terkenal boros tinta untuk keperluan cleaning head, entah itu sewaktu maintenance serius atau sekedar waktu kali pertama menyalakan printer. Karena boros, maka disediakan tabung penampung tinta pembuangan mengingat infus berkapasitas rata2 100ml. Inilah yang dijadikan alasan teknisi kenalan mas Ridho

Hal itu benar adanya, tetapi bahkan kalau menggunakan tempat penampungan tinta internal (internal waste inktank) pun, banjirnya sangat sedikit kemungkinannya untuk mengenai board printer yang mengakibatkan board konslet. Kurang masuk akal jika epson tidak memperhatikan kemungkinan akan ke mana luberan tinta berlebih itu. Epson memang memaksa pengguna printernya untuk sering2 mengganti cartridge, tapi tidak untuk mesin printenya.

Keempat, Timing-nya juga perlu diperhatikan. Setelah dari tukang infus kan printernya masih belum bisa ngeprint. Jadi printer belum menyedot tinta dari tabung infus terlalu banyak. Paling2 cleaning waktu menghidupkan printer saja, tak banyak kok yang disedot, belum cukup untuk membanjiri board printer. Pengalamanku, menggunakan tinta 4 x 100ml itu akan menghasilkan sekitar 60-75ml tinta yang terbuang, itupun telah digunakan untuk mencetak ratusan lembar dokumen. Kecuali di situ memang ada kesalahan fatal dalam pemasangan selang pembuangan yang kemudian menghadap board, bukan spon penampung, kalau gitu mah pasti konslet.

Kelima, Teknisi ketiga mengatakan chip-nya hangus. Pertanyaannya, chip yang mana yang dimaksud? Apakah chip cartridge? Kalau kesimpulan teknisi ketiga cuma masalah chip, harusnya bisa diganti dengan mudah. Kalau yang dimaksud Chip adalah salah satu IC board, sebaiknya mas Ridho jangan kembali ke teknisi itu, menyebut IC aja keliru Chip. Kalau solusinya printer itu harus jadi bangkai (asumsi chip=chip cartridge), teknisi itu malah merugikan Anda, masak chip cartridge yang rusak, Anda harus membuang keseluruhan printerya?

Lha terus solusinya apa? Anda telah mengalami berbagai rintangan dan ujian, namun tanpa melihat printernya dengan mata kepala sendiri, saya juga tak mampu memberikan ulasan lebih jauh dalam usaha memperbaiki printer tersebut. Anda juga dapat mengetahui dari blog ini kalau solusi yang saya ambil dalam kasus saya sendiri adalah dengan membeli printer baru, IP1880 yang mana mungkin solusi itu kurang cocok dengan mas Ridho.

Read More......

Ikan Terkecil

Aku memperoleh berita ini dari fahad.com. Bangga juga karena rekor alamiah ini ada di negara kita.

World's Tiniest Fish (7.9mm) Found (Link)

World's Tiniest Fish

The smallest animal with a backbone known to science, a fish from the carp family, has been discovered in the peat swamps of Indonesia. Females grow no bigger than 7.9mm (0.31in) and the male measures up to 10.3mm.

Biologists discovered the fish during an expedition to explore remote forest swamps on the Indonesian island of Sumatra, where the peat water is a hundred times more acidic than rainwater.

Scientists had thought that little if anything could survive in such peat swamps but have been astonished to discover several species of small fish including the latest specimen, named Paedocypris progenetica.

Read Also:
The world's tiniest fish (all 7.9mm of it) is found (The Independent)
Scientists find world's tiniest vertebrate: it's a real tiddler (Times Online)
Scientists Discover World's Smallest Fish (ABC News)
World's tiniest fish identified (BBC News)

posted by Fahad Al Mahmood @ 02:25 UAE Local Time| Permanent Link


Isinya kira2 seperti ini, bahwa hewan terkecil yang mempunyai tulang belakang adalah sebuah ikan yang ditemukan di rawa2 di Sumatra yang mana keasaman airnya lebih tinggi daripada air hujan. Yah, memang negara kita tuh negara yang kekayaan alamnya luar biasa deh...

Read More......

Pelanggan = Peidgan

Kemarin aku menemukan halaman pada google yang sedikit salah. Mungkin kesalahan ini tidak akan lama mengingat repuasi Google. Kesalahan ini cuma sederhana, tapi cukup menarik perhatian karena situs sebesar google juga masih ada salah syntax, manusia gitu loh.

Ni skrinsutnya.

Klik biar bisa liat utuh mas...

Kesalahannya pada Google Apps yang menuliskan kata "Pelanggan" menjadi "Peidgan" ketika aku menggunakan antarmuka bahasa Indonesia. Mungkin yang terjadi adalah sintaks "lang=id" (language=bahasa indonesia). Kata "langsung" juga terpengaruh menjadi "idsung".

Read More......

Ga Jadi Stres Deh

Ketawa atau marah, mau malu atau benahin blog, jadi bingung baca ini. Soalnya kutipan ini gue banget.

satu lagi (aku uda minta ijin yang punya komik walo belum di jawab heheh)
Gue banget juga tuh, kopi pastenya maksudnya Hehehe. sekarang mulai coba blogging ngawur, sengawur hatiku yang nyut-nyutan dan moody abis

Read More......

Mohon Maaf kalo posting kali ini salin-tempel:-), soalnya saya betul2 tertarik dengan konsep apapun yang berkaitan dengan kewirausahaan.

[ Minggu, 01 Maret 2009 ]
Gaya Ir Ciputra Menularkan Spirit Entrepreneurship (1)
Kejar Singapura, Kirim Dosen ke Kansas City

Ada yang melihat namun tidak berpikir. Ada yang berpikir namun tidak mengerti. Ada yang mengerti namun tidak berkesan. Ada yang berkesan namun tidak beraksi. Ada yang beraksi namun tidak berentrepreneur. Ada yang berentrepreneur namun tidak berhasil. Entrepreneur sejati gagal 10 kali namun bangkit 11 kali.

DON KARDONO, Jakarta

Itulah mutiara kata dari Ir Ciputra. Legenda properti Indonesia yang 24 Agustus 2009 nanti genap berusia 78 tahun. Opung sembilan cucu dari empat anaknya itu sedang getol berkampanye. Bukan untuk mengejar jabatan RI 1 tentu. Bukan pula untuk mengincar kursi gubernur DKI di pilgub mendatang. Tetapi, untuk menyebarkan virus bernama kewirausahaan, yang acap diistilahkan dengan jiwa entrepreneurship.

Spirit yang tidak bisa diajarkan hanya melalui mata kuliah. Juga tidak bisa dipelajari dari buku-buku kisah sukses berikut kiat-kiatnya. Ilmu ini sama dengan jurnalistik, hanya bisa ditularkan. Itu pun, tidak semua orang bisa menerimanya dengan maksimal, jika tidak menjiwai secara penuh.

Sudah lama Pak Ci -begitu sapaan akrabnya- gelisah dengan situasi sosial bangsa ini. Ada lingkaran setan: pengangguran-kemiskinan-bencana. Berawal dari pengangguran, yang akan bermuara ke kemiskinan, dan itu akan melahirkan begitu banyak bencana nasional. Bukan hal sulit untuk menemukan relasi antara kemiskinan dan terorisme, women trafficking, banjir, global warming, kriminalitas, dan hukum.

Setiap tahun perguruan tinggi menghasilkan 300.000 lebih sarjana. Namun, itu hanya menambah stres pemerintah, orang tua, dan sang sarjana itu sendiri. Daya serap lapangan kerja jauh di bawah supply dari mesin produksi perguruan tinggi. Seperti 2007, oversupply itu mencapai 740.000 lulusan, yang otomatis menjadi penganggur baru. Angka itu cenderung naik pesat dari waktu ke waktu. Dalam kurun enam bulan, dari Agustus 2006-Februari 2007 saja, penganggur strata satu naik 66.578 orang, atau 9,8 persen. Dalam setahun, bisa jadi 20 persen.

Pak Ci mengungkapkan kegalauan itu kepada INDOPOS (Jawa Pos Group) di kediamannya di Bukit Golf Utama Kav III PA, Pondok Indah, Jakarta. Saat itu, juga ada lima dosen Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) yang akan dikirim ke Kansas City Amerika Serikat.

Rintisan Ciputra itu tumbuh menjadi perusahaan properti swasta terbesar di Indonesia. Melalui bendera Jaya Group, Metropolitan Group, Ciputra Group membuktikan diri sebagai perusahaan raksasa yang paling eksis, dengan 14.000 karyawan lebih. Saat inilah dia merasa perlu membagi ilmu, untuk berlari bersama, mengejar ketertinggalan dengan negara lain. "Saya sudah 77 tahun. Mungkin Tuhan kirim saya untuk membangun dunia pendidikan dan diisi mental entrepreneur di negeri ini. Karena itu, saya ingin menjadi Yusuf, melalui CSR (corporate social responsibility)," akunya.

Pak Ci tidak sedang pameran. Apalagi, memamerkan kesuksesannya untuk sekadar cerita. Pria berkacamata yang sangat santun ini ingin mengawali cerita kewirausahaan hingga sukses menjadi salah satu konglomerat ternama saat ini. Itu semua tidak datang secara tiba-tiba. Tidak seperti mendapat durian runtuh, tetapi melalui jalan panjang, berliku, penuh onak dan duri. Banyak tantangan, problematika, sejarah pahit, dan kisah-kisah heroik yang dipaparkan di hadapan calon-calon guru wirausaha itu. "Semua itu jawabannya adalah spirit entrepreneurship! Dengan wirausaha, Anda dapat mengubah masa depan Anda dan bangsa Anda!" tuturnya.

Dia merasa iri dengan Singapura. Negeri kecil itu sejak 50 tahun lalu, luas wilayahnya sama dengan sekarang ini. Tetapi, income per kapita, kualitas hidup warga, dan pengaruhnya di dunia perdagangan dunia jauh lebih besar daripada Indonesia. Dulu, mengawalinya, jika dipotret, sama dengan Jakarta. Punya problem transportasi, problem sekolah, dll. "Tetapi, dengan entrepreneurship, mereka bisa jauh lebih maju dari kita? Padahal, sumber daya alam kita luar biasa. Kita punya segalanya. Singapura nggak ada apa-apanya." ujarnya

Lima dosen muda yang akan disekolahkan ke AS itu adalah Trianggoro Wiradinata ST MEngSc, Astrid Kusumowidagdo ST, MM, Johan Hasan Skom, MFils, dan Lenny Gunawan MBus (acc). Mereka dari Universitas Ciputra. Mereka berasal dari Departemen Informasi & Teknologi, Desain Interior, Bisnis dan Entrepreneurship & Etika. Satu lagi dari Universitas Tarumanagara Jakarta, Dr Chairy, dari Departemen Pengembangan Entrepreneurship.(bersambung)

Read More......

Seberapa Cepat Google Meng-Crawl Blog Anda?

Terinspirasi dari membaca artikel di bloggertricks.com, aku mencobanya untuk mengetes seberapa cepat blog PKH-ku (kami) di-crawl oleh google.
Dengan memposting sebuah artikel, aku merefresh halaman pencarian blog dengan kata kunci "program keluarga harapan" tanpa tanda petik. Ini dia hasilnya,

Halaman ini telah di-crawl dalam waktu 8 menit. Masih jauh memang, kalau dibandingkan bloggertricks yang skrinsut pertama menunjukkan 1 menit, yang kedua malah 40 detik.

O ya, blog pkhmojokertokab kan hasil rename dari blog pkh-mojokerto dan daftarnya masih dipajang oleh google.

Read More......